Alasan Memilih Pestisida Alami

Karena berbagai dampak penggunaan pestisida kimia yang cukup memprihatinkan, mau tidak mau paradigma terhadap pestisida sebagai pengendali hama tanaman harus diubah. Para petani yang awalnya mengendalikan hama dan penyakit dengan pestisida kimia, saatnya diubah dengan pemanfaatan pestisida nabati.

Bagi masyarakat awam, istilah pestisida nabati mungkin masih asing di telinga. Pasalnya, pestisida nabati lebih banyak disebut atau dikenal dengan nama pestisida organik. Padahal, pestisida nabati dan pestisida organik tidak ada bedanya. Hanya beda julukan. Ada juga yang menyebut pestisida nabati dengan sebutan pestisida alami. Pestisida nabati merupakan suatu bahan atau campuran bahan alami yang diproses dan digunakan untuk mengendalikan atau membunuh jasad pengganggu (hama dan penyakit). Bahan bahan alami ini didapat dari berbagai jenis tanaman dan mikroorganisme.

Cikal bakal munculnya pestisida nabati sebenarnya dimulai ketika masyarakat kita memanfaatkan empon-empon atau ramuan tradisonal untuk bahan baku produksi ramuan jamu tradisional.

Ramuan tradisional ini digunakan untuk mencegah dan mengobati tubuh manusia. Misalnya, untuk mengobati anak-anak kecil yang perutnya buncit karena cacingan, digunakan bahan berupa daun temu ireng. Untuk mengobati radang tenggorokan, bisa menggunakan bahan berupa umbi kunyit.

Konon, dari pengalaman merasakan khasiat dan manfaatnya, ramuan jamu ini akhirnya dicoba diterapkan dan diaplikasikan ke berbagai jenis tanaman. Selain itu, pemanfaatan pestisida nabati juga untuk mencegah dampak residu pestisida kimia yang sangat menganggu kesehatan manusia.

Dari berbagai hasil riset pestisida nabati yang sangat positif, para petani mulai mencoba melakukan aplikasi pestisida nabati. Aplikasi pestisida ini ternyata cukup ampuh mengendalikan dan membasmi hama dan penyakit.

Perkembangan tanaman yang disemprot menggunakan pestisida nabati ternyata cukup bagus dan tampak lebih sehat dibandingkan dengan disemprot menggunakan pestisida kimia.

Lalu, bagaimana gambaran kondisi penggunaan pestisida nabati saat ini? Simak pemaparannya berikut ini.

A. Ketersediaan Bahan Pestisida Nabati

Maraknya pemanfaatan pestisida nabati untuk pengendalian hama dan penyakit di areal pertanian, tentunya semakin meningkatkan kebutuhan bahan bakunya.

Sampai saat ini para petani, yang menggunakan pestisida nabati, memperoleh bahan bakunya hanya dari pasar-pasar tradisional. Padahal, ketersediaan bahan baku di pasar semakin menurun. Bukan mustahil jika nanti ketersediaan bahan baku pestisida nabati menjadi sangat langka.

Sebaiknya, petani pun mulai menanam bahan baku pestisida sendiri. Bisa di lahan seputar lingkungan rumah, seperti apotek hidup, atau di lahan khusus untuk budi daya bahan baku pestisida nabati ini.

B. Kelebihan Pestisida Nabati

Karena bahan bakunya yang alami, pestisida nabati memiliki beberapa kelebihan. Apa saja kelebihannya? Berikut pemaparannya.

1. Ramah lingkungan karena pestisida nabati memiliki material organik yang mudah terurai. Dengan begitu, dampak racunnya tidak menetap dalam waktu yang lama di alam bebas.

2. Residu pestisida nabati bersifat mudah terurai, sehingga tidak bertahan lama pada tanaman. Dengan begitu, sayur atau buah yang disemprot menggunakan pestisida nabati lebih aman untuk dikonsumsi. Penampakan sayur dan buah pun lebih segar dibandingkan dengan yang disemprot menggunakan pestisida kimia.

3. Tidak beracun bagi manusia. Bahan untuk memproduksi pestisida nabati relatif mudah didapatkan.

4. Proses pembuatan pestisida nabati mudah dilakukan.

5. Mudah diaplikasikan.

6. Tidak mematikan bagi hewan predator hama.

7. Penggunaan pestisida nabati memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan.

Umumnya, harga jual hasil panen dari pengendalian sistem pestisida nabati lebih baik dibandingkan dengan produk yang menggunakan pestisida kimia.

8. Pembuatan pestisida nabati bisa dilakukan sendiri sehingga menghemat pengeluaran biaya produksi.

Penggunaan pestisida nabati yang diintegrasikan dengan konsep pengendalian hama terpadu tidak akan menyebabkan kekebalan pada hama. Berefek menghentikan nafsu makan hama, terutama serangga, walaupun jarang menyebabkan kematian.

Daya racun sangat rendah terhadap hewan, manusia, dan lingkungan. Memiliki dampak pengendalian yang luas (racun lambung dan saraf) dan bersifat selektif.


9. Dapat diandalkan untuk mengatasi organisme pengganggu tanaman yang kebal pada pestisida kimia.

10. Tidak meracuni dan merusak tanaman.

11. Biaya pembuatannya relatif murah dan tidak menguras kantong petani.

No comments :

Post a Comment